Jumat, 29 November 2013

GENESA BATU GAMPING


Nama               :Tendo Andama Fornando
NIM                : 12.02.0031
Kelompok       : IV ( empat )

Batu Gamping
1.        Genesa terjadinya batu gamping
Batu gamping terjadi dengan beberapa cara, yaitu :
Ø  secara organic
Sebagian besar batu gamping di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang berasal dari kerangka binatang koral/kerang
Ø  secara mekanik/secara kimia
Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organic. Yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.
Ø  Secara kimia
Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.
Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batu gamping. Jenis batu gamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batu gamping dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan kembali dipermukaan bumi. Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsur pengotor yang mengendap bersama-sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor batu gamping memberikan klasifikasi jenis batu gamping, apabila pengotornya magnesium, maka batu gamping tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping dolomitan.
Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping lempungan, dan batu gamping pasiran apabila pengotornya pasir. Persentase unsure-unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya, biasanya disebabkan oleh adanya unsure mangan, sedangkan kehitam-hitaman disebabkan oleh adanya unsure organic. Batu gamping dapat bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal dijumpai pula yang porous. Batu gamping yang mengalami metamorfosa akan berubah penampakannya maupun sifat-sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, sehingga batugamping tersebut menjadi berhablur, seperti yang dijumpai pada marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap penghabluran kembali pada permukaan batugamping, sehingga terbentuk hablur kalsit.
Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organic dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batugamping yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut :
CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca (HCO3)2 + CO2 Ca (HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi rongga di dalam tubuh batugamping tersebut. Secara geologi, batugamping erat sekali hubungannya dengan dolomite. Karena pengaruh pelindian atau peresapan unsure magnesium dari air laut ke dalam batugamping, maka batugamping tersebut dapat berubah menjadi dolomitan atau jadi dolomite. Kadar dolomite atau MgO dalam batugamping yang berbeda akan memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis batugamping tersebut. 
http://ceeta.files.wordpress.com/2013/04/semen-basah.gif

( Diagram alir penambangan batugamping )
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQiKbvW99qNmMilK6x_D15tqvEUy-BVCPz1gZKRFGsU1iF-mQcg
( sketsa pembentukan batu gamping dari batuan induk )
2.        Cara Penambangan Batu Gamping
Pada umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk bukit, oleh sebab itu teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk kuari tipe sisi bukit (side hiil type) Untuk penambangan skala besar pembongkaran dibantu dengan sistem peledakan beruntun dibantu peralatan berat antara lain eksavator, bulldozer, ripper (penggaruk), sedangkan untuk penambangan skala kecil dilakukan dengan alat sederhana antara lain cangkul, ganco dan sekop.
Apabila skala penambangannya kecil, sistem yang diterapkan dalam kegiatan penambangan adalah sistem gophering, mengikuti bagian/jalur batu gamping yang relatif mudah dibongkar, namun dengan alasan keselamatan kerja sistem gophering tidak dianjurkan.  Anda bisa lihat di berita-berita para penambang tradisional yang tewas tertimpa runtuhan batu dan tanah karena menggunakan sistem ini.
Sebaiknya penggalian harus diupayakan untuk dimulai dari bagian paling atas. Pekerjaan awal ini memang relatif sulit karena pembuatan jalan ke puncak bukit perlu dibuat dan biaya investasi tidak kembali dengan cepat. Kalau hal ini tidak dilakukan akan ditemui apa yang disebuthigh wall yang akan menyulitkan kegiatan penambangan selanjutnya. Contohnya Anda bisa lihat di kawasan Bucend Entrop terdapat dinding bekas penambangan yang terjal (lurus) sangat dikhawatirkan kalau dindingnya runtuh akibat pelapukan batu gamping oleh air hujan.
Sangat diharapkan kegiatan penambangan harus memperhatikan konsep penambangan yang baik (good mining practice) yang beberapa aspek diantaranya adalah aspek lingkungan dan keselamatan kerja. Kalau dalam penambangan batu gamping masalah lingkungan yang mencolok adalah kebisingan akibat deru mesin alat berat yang beroperasi serta debu yang berterbangan akibat lalu-lalang truk pengangkut material. Sedangkan masalah keselamatan kerja kebanyakan akibat dinding batu gamping yang runtuh akibat penggalian yang salah sehingga terbentuk hanging wall dan runtuh menimpa para pekerja .
3.        Kegunan dari batu gamping
Beberapa contoh penggunaan batugamping antara lain :
ü Fondasi rumah/pengeras jalan dan bangunan fisik lainnya
ü Pembuatan kapur tohor dan kapur padam
ü Bahan bangunan
ü Bahan penstabil jalan raya
ü Bahan baku pembuatan semen Portland
ü pembuatan karbid
ü Bahan tambahan dalam proses peleburan dan pemurnian baja
ü Bahan pemutih
ü Soda abu
ü Bahan penggosok
ü Pembuatan logam magnesium dari air laut
ü Pembuatan alumina
ü Floatasi
ü pembuatan senyawa alkali
ü Pembasmi hama
ü Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian
ü Bahan keramik
ü Glasir
ü Industri kaca
ü Bata silica
ü Bahan tahan api
ü Penjernihan air.
4.        Esfimilasi cadangan batu gamping di indonesia
Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan hampir merata di seluruh Indonesia, data yang pasti mengenai jumlah cadangan batu kapur di Indonesia belum ada, namun secara umum jumlah batu kapur Indonesia mencapai 28,678 milyar ton (Tushadi Madiadipoera, Direktorat Sumber Daya mineral, 1990) dengan perincian 61,376 juta ton sebagai cadangan terunjuk (probable) dan 28,616 juta ton sebagai cadangan terka (Possible).  )
5.        Tempat terdapat cadangan nya
Sebagian besar cadangan batu kapur berada di Sumatra Barat dengan kisaran cadangan sekitar 23,23 milyar ton atau hampir 81,02 % dari cadangan keseluruhan di Indonesia. 
6.        Gambar batu gamping
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCLWEvwkUMnygW1gTRbnhv04DXmeHUu3LwDCepIhyphenhyphenDIL3Qe12JvYH4BB_RfP1PCLu0mGPyHD4rlWVBVhLu2APTqpqprQK_qlQHTTlDug6FUvJd6vkaf5iNnEY2JVoPpbvBEcCUjpkqnPg/s1600/manfaat-batu-kapur-gamping-batu-kapur.jpg
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/limestone-Industrial-Minerals.jpg

http://www.pikiran-rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2011/10/09/0910batu_kapur.jpg
http://v-images2.antarafoto.com/gpr/1210411060/penambangan-batu-kapur-60.jpg



1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - MapYRO
    Harrah's Cherokee Casino & Hotel is located in the beautiful 거제 출장샵 Great Smoky Mountains of 전라북도 출장샵 Western 동해 출장마사지 North Carolina, just 속초 출장샵 a 5-minute drive from 천안 출장안마 Harrah's Cherokee Casino

    BalasHapus